Thursday, May 10, 2012

Metode Resistivitas (Resistivitas Semu)

Pernah kita dengar lagunya ungu yang bayang semu? tentu pernah lah. Tapi tahu gak kalau di metode resistivitas juga ada yang semu-semu. Di dalam metode resistivitas ada sebuah istilah yang menyatakan bahwa "nilai resistivitas semu". Nilai apa itu? 
Nilai resistivitas semu itu adalah nilai resistivitas pengukuran, jadi kalau kita mengukur menggunakan metode geolistrik resistivitas di lapangan, data yang kita bawa pulang adalah data resistivitas semu, yang harus diolah dahulu sampai menjadi data resisitvitas sebenarnya, penyebabnya adalah bumi yang berlapis, sedangkan pada teori, diasumsikan bumi ini satu lapisan saja. Secara teoritis, berdasarkan hokum ohm diketahui bahwa besar hambatan listrik suatu material bergantung  pada kuat arus I, tegangan V  yang dirumuskan sebagai berikut :
V=IR
Menurut bu Prasetiawati (2004), beberapa hal yang mempengaruhi nilai resistivitas semu adalah sebagai berikut:
  • Ukuran butir penyusun batuan, semakin besar butir maka kelolosan arus akan semakin baik, sehingga mereduksi nilai tahanan jenis.
  • Komposisi mineral dari batuan, semakin meningkat kandungan mineral clay akan mengakibatkan menurunnya nilai resisivitas.
  • Kandungan air, air tanah atau air permukaan merupakan media yang mereduksi nilai tahanan jenis.
  • Kelarutan garam dalam air di dalam batuan akan mengakibatkan meningkatnya kandungan ion dalam air sehingga berfungsi sebagai konduktor.
  • Kepadatan, semakin padat batuan akan meningkatkan nilai resistivitas.
Nah, sudah agak gamblang belum? saya harap sudah, kalau belum,langsung aja baca buku shallow of subsurface, disitu dijelaskan lebih gamblang.

Referensi:
Prasetiawati, lukei. 2004. Aplikasi metode resistivitas dalam eksplorasi Endapan laterit nikel serta studi perbedaan Ketebalan endapannya berdasarkan morfologi Lapangan: Penelitian Lapangan. Jakarta : FMIPA  Universitas Indonesia.